Humor | Sugali Pulang

Sudah sejak lama Sugali lepas dari lokalisasi dunia malam. Dia berusaha keras ingin membuktikan pada kawannya. Ada dua hal yang sangat diyakini. Bahwa tertawa bukan berarti humor.


Dia berhasil. 


Itu terjadi saat dia menolak dicap gila. Dia rajin mengumbar tawa. Hampir seluruh penghuni komplek pemukiman sudah disodori tawa. Tak satupun ada yang turut tertawa. Hampir semua menganggapnya serius.


Dia beruntung sempat menoleh pada kawan dan kerabatnya, saat dirinya diseret ke dalam mobil. Untuk lebih memastikan, dia tertawa tidak karuan ke arah kawannya itu disertai dengan joged mengejek. Ditutup dengan juluran lidah sebelum kepalanya terbentur bingkai pintu mobil. Dia puas. Kawannya saat itu terlihat melongo. Menerima kebenaran keyakinan Sugali. 


Dia juga mempercayai hal kedua. Bahwa humor tidak selamanya memerlukan tawa.


Ini terjadi di dalam mobil itu. Menyadari dirinya sudah membuktikan hal pertama, tertawanya berubah menjadi tangisan dan memanggil-manggil nama kawannya itu. Nama kawannya diganti dengan nama-nama binatang. Lengkap dengan suaranya. Dibumbui pula dengan jeritan dan racauan. Dia melancarkan humor.


Lagi-lagi dia berhasil. 


Kedua petugas itu tidak kunjung tertawa. Malah saling toleh. 


"Ikat saja dia!!" teriak salah seorang petugas.


Semakin kencang humor tersembur semakin serius sang petugas. Dia ingin membuktikan bahwa humor yang dilancarkan tidak menghasilkan tawa. Malah petugas bertambah serius dan mendelik. Bahkan sampai mengikatnya. Mana mungkin ada penghumor sampai diikat? Apa ini hal baru? Demikian pikirnya. 


Sekarang dia memerlukan hal ketiga. Agar bisa lepas dari ikatan dan pulang. Saat memperoleh kesempatan, kawannya membisik, "Dulu kau menolak dicap gila. Dan dibawa ke sini. Sekarang coba kau terimat cap itu. Barangkali kau boleh pulang."


Sugali mengikuti saran kawannya itu. Segera dia menghadap kepala piket.


"Syukurlah..Sugali..kau sudah menyadari. Sekarang kau sudah pulang. Kau sudah di rumah," ujar kepala piket. 


Mereka saling berpelukan. Tepuk tangan riuh penghuni gedung menyaksikan momen itu.


"Gila kau bro...kau bisa membawa aku pulang..," ujar Sugali senang sembari mengacungkan jempol pada kawannya itu.**


Komentar

Postingan Populer