puisi~Han..Semoga Kau Suka
Sampai detik ini aku sudah banyak
mencuri,
berbohong,
mengutil,
menipu,
dan berbagai kata seram lainnya
Walau Kau sudah tahu..oh Tuhan dengarkanlah sekali lagi bersama mereka, orang-orang yang baik itu
dengarkanlah dengan baik dan seksama
beberapa darinya
masa kecil aku pernah mencuri sepeda dayung sampai dua kali
kali pertama langsung terjual di pasar loak dan habis di pusat permainan
Kali kedua sepedanya sangat bagus terlalu bagus untuk disaku
aku preteli dan ubah warna agar aman dikayuh
kawan sekolah sampai terkagum-kagum
"Amboi bagusnya sepedamu..beli di mana?"
hanya seumuran jagung, dia tertukar dengan tape deck gegara God Bless mengumbar album Semut Hitamnya
Dan oh..apa yang terjadi beberapa waktu kemudian? Dia berubah lagi menjadi sepasang speaker kayu
"Lama-lama bisa jadi kacang goreng," celetuk Ayah saat mengetahui setengah perjalanan sang sepeda
Han..Kau tentu tahu mendiang Ayah, dia pasti merebusku kalau saja mengetahui asal muasal speaker itu
Tetapi Kau sungguh bijak, mengerti perasaanku saat itu hingga Kau diam-diam saja
dan tetap setia menemaniku mengularkan pikiran nakal
Han..Kau masih ingat? masa sekolah menengah pertama sungguh menyenangkan
aku sering kali berbohong
"Berapa nak.. bolunya?"
"Satu Bu.." padahal aku ambil dua
"Berapa nak.. donatnya?"
"Dua Bu.." padahal aku lahap tiga
Ibu kantin percaya saja
kawan-kawan tak tahu apa
bekal di saku kurang nendang
yang penting perut kenyang
brutalnya, jajan yang tidak ditanya melengos begitu saja
sekarang aku yakin, kuasa Kau memang luar biasa
setelah sekian tahun berlalu hingga beberapa detik yang lalu, rahasia ini bisa Kau simpan rapat
oh Tuhan..sebegitunya Kau melindungiku
terima kasih terima kasih
Tetapi rupanya pernah juga Kau lupa..
iya..pasti saat itu Kau lupa melindungiku..
boleh jadi karena sebegitu banyak urusanMu atau mungkin Kau lebih memilih membela ibuku yang selalu baik itu
Kau tentu masih ingat
saat aku tertangkap basah di dalam pasar mencuri setelah membobolnya
padahal dua kali sebelumnya mulus tak terkendala
sebagaimana kita tahu, aku dan Kau tahu
aku hanya mengambil logam receh di laci bakul milik ibu
karena yang kertas sudah dibawa pulang
malam itu pengaman pasar menghukumku dengan menduduki balok es
penjepit jemuran berjajar berbaris rapi memenuhi kedua daun telinga
sebelum akhirnya Ayah datang dengan menampar keras kulit wajah kiri dan kanan hingga aku terjungkal
dan mereka membebaskanku dengan dalih kenakalan remaja
dalih yang sampai sekarang belum juga aku mengerti
aku memeras otak dan keringat yang lebih banyak
untuk membobol pasar yang tertutup bilah papan solid
berkunci gerendel dan gembok gemuk itu
kala itu sempat terpikir, kalau saja aku juga mencuri milik orang lain tentu Kau masih melindungiku
sebagaimana sepeda dan donat itu
ahai..Han..tak perlu gusar
aku sedang berandai-andai
Namun sekarang setelah aku merasakan keras dan runyamnya samudra hidup
ada satu sifat lagi yang aku pahami dariMu
seperti yang sering aku dengar di luar sana
Kau juga Maha Adil
aku mengakui itu
sudah dua sepeda yang aku beli susah payah, dicuri orang
aku menganggapnya ditagih orang
bahkan ditambah satu lagi sepeda motor juga hilang dicuri
aku menganggapnya dipinjam orang
aku tidak terhenyak
aku tersenyum
sedemikian banyak orang bijak sudah memaparkan jalan-jalan itu
oh..Tuhan terima kasih sudah bersedia mendengar dan menemani hidupku
semoga esok lusa ada lagi hal-hal baru yang menarik hati..
dan tentunya bisa selamat sampai ditulis..
------------------

Komentar