Humor~Cita-cita dan Anak Panah
"Id..Ma'id..., sori nih.. boleh tanya ya. Sewaktu kecil dulu.. Ya..sewaktu masih SD-lah apa ya cita-cita kau?" tanya Mukhson pada Ma'id yang sedang asyik menjemur pakaian. Pakaian orang lain. Dia membuka usaha londre.
Pagi menjelang siang, Mukhson sedang duduk santai menikmati ubi rebus berteman teh hangat. Di kedai kopi langganan di sebelah rumah bekas kawan SD. Tidak elok kalau tidak menyapa. Mukhson dikenal ramah di lingkungan itu. Walau sekali waktu suka melepas candaan menohok.
"Ya..ya..ada-ada saja pertanyaanmu Son. Baiklah. Tidak masalah. Kadang-kadang aneh obrolanmu. Jelek-jelek begini dulu aku ingin jadi pilot pesawat tempur. Kau tahu Son.. dulu aku suka nonton film perang," sahutnya polos.
"Berarti Kau sudah meleset jauh dong. Ibarat anak panah, jauh dari sasaran. Malahan bukan jauh lagi. Kau salah sasaran. Sasaran ke timur..lah kok jadi ke barat. Begitu khan Id?" ujar Mukhson mirip seorang hakim. Kata-katanya bagaikan belati. Padahal mulutnya dipenuhi ubi.
Ma'id terlihat tenang. Tekun menata jemuran. Walau darahnya mulai menghangat. Kena terpaan sinar matahari dan siraman rohani bekas kawan SD.
"Iya Son..aku tahu itu. Tapi anak panah itu sekarang sedang berbalik. Sedang kencang menuju ke sasaran aslinya. Kau akan kagum suatu saat nanti," ujar Ma'id bangga. Kali ini langsung menyorot Mukhson.
"Wah..wah..hebat itu..bagaimana bisa seperti itu?..anak panah bisa berbalik..keren itu," sahut Mukhson terpana sampai menahan kunyahan dua detik.
"Kau tahu Yeyen? Anakku itu? Dia sudah aku suruh bercita-cita jadi tukang cuci. Dan suatu hari nanti kau akan lihat hasilnya..," ujar Ma'id dengan mata berbinar. Yeyen sang anak terlihat menjulurkan jempol pada Mukhson.
Mendengar jawaban itu, ubi yang sudah hancur terkunyah, semburat menyembur. Mukhson tergelak menyadari kepolosan bekas kawan SD-nya itu.
"Aku tahu kau becanda Id..kau pasti sedang becanda..," ujar Mukhson bercampur gelak.
"Tidak..aku tidak sedang becanda..Kau yang selalu becanda. Pancinganmu sengaja aku telan mentah-mentah. Coba kau lihat itu ada si Rochmat..."
"Huss..kau jangan aneh-aneh. Becandamu berbahaya. Sekarang bulan September.." sahut Mukhson sambil loncat cepat berlalu.
"Mau kemana Son? Ini pilih-pilih dulu barang baru semua. Kursi, dipan, meja belajar.." sapa Rochmat sopan menawari barang dagangan.
"Sudah Mang..keburu nih..sakit perut..kebanyakan ubi... Maang..." sahut Mukhson melenggang menjauh.
"Ada apa Id? Baru saja Aye nyampe..Mukhson koq kabur.."
"Tau tuh..dia takut nanyai cita-cita ente dulu..."
***

Komentar