Humor | Mbah Kung dan Ramalannya
Mbah Kung dikenal suka meramal jalan hidup seseorang. Setiap bertemu siapa saja, ada saja yang diramal. Orang-orang suka karena ramalannya tidak muluk-muluk. Dan juga tidak lama-lama. Ramalannya seringkali dalam hitungan hari.
Namanya terkenal seantero kampung. Seringkali ramalannya tepat. Kalaupun tidak tepat paling-paling meleset sedikit. Atau tebakannya kedaluwarsa. Termakan waktu.
Cak Turno penjual es keliling merasakan kehebatan ramalan mbah Kung. Jualannya seringkali habis. Kalaupun masih ada sisa, sampai di rumah selalu saja masih ada yang membeli.
"Cak..besok kau jualan ya. Dan jualan kau akan habis."
Kalimat itulah yang sering terlontar apabila bertemu. Dan selalu juga dia menyahut dengan ucapan terima kasih.
"Sungguh jitu orang tua itu..," pikirnya setiap selesai menghitung hasil jualan.
Sampai suatu ketika, Cak Turno kembali dari berjualan tanpa mendorong gerobak esnya. Berjalan sendiri dengan wajah kusut.
Seorang tetangganya menyapa, "Mana esnya Cak? Aku mau beli."
"Habis.. Habis... Kena lindas truk," sahutnya pendek tanpa menoleh. Langkahnya cepat. Bahkan rumahnya terlewati.
"Mau ke mana kau Cak?"
"Mencari Mbah Kung."
"Jangan kau habisi juga ya.." terdengar suara terkekeh.
Cak Turno tidak menyahut. Dengan langkah cepatnya ia segera sampai di rumah mbah Kung.
"Mbah.. Benar kata mbah.. Jualan saya habis. Gerobaknya juga habis. Remuk mbah.. .rata mbah...rata aspal. Tadi terlindas truk di jalan besar."
"Hmmm...bagus itu..habis ya?" sahut mbah Kung sambil mengelus janggut ubannya. Seakan tahu persis kejadian itu.
Cak Turno kaget. Tak menyangka mendapat respon datar.
"Bagus bagaimana mbah? Itu satu-satunya pekerjaan saya. Bagaimana saya akan makan?" ujar Cak Turno berang menyorot tajam ke arah mbah Kung.
"Tenang.. Kau tenang ya.. Sekarang kau pulang. Kau belum benar-benar habis. Aku ramal kau sekarang," ujarnya sambil mengamati Cak Turno dalam-dalam.
"Jualan Kau sudah habis. Kau akan bingung!"
"Jelas bingung mbah!.. Sekarang aku sedang bingung! Tepat mbah. Tebakan yang tepat!" ujar Cak Turno dengan nada tinggi. Dan kemudian pergi berlalu.
Mbah Kung cuma menggeleng.
Sampai di tikungan jalan Cak Turno bertemu lagi dengan tetangga yang tadi akan membeli esnya. Memberitahu dirinya agar segera pulang. Pemilik truk yang melindas gerobaknya sedang menunggunya di rumah.
Sesampainya di rumah, Cak Turno dan pemilik truk terlihat bercakap-cakap. Tak berapa lama si pemilik truk terlihat sudah pergi.
"Bagaimana Cak?" tanya sang tetangga ingin tahu.
"Bingung aku. Diberi pilihan. Gerobak diganti atau aku diajak kerja di kantornya. Dia sedang mencari karyawan."
"Hey ke mana lagi Cak?"
"Ke mbah Kung lagi," sahutnya cepat sambil berlalu.
Sampai di pagar rumah, dia dihadang mbah Kung.
"Kau lagi, ada apa?"
"Anu mbah aku bingung."
"Bukannya tadi aku sudah bilang. Kau akan bingung?"
"Iya mbah.. Aku harus milih apa mbah? Gerobak apa kerja di kantor mbah?"
"Aku tidak tahu. Karena kau bingung. Aku jadi susah nebak. Aku hanya bisa nebak orang yang tidak bingung. Kapan kau selesai bingung? Baru kau boleh cari aku lagi."
Tak kalah akal Cak Turno menyahut, "Aku sudah tidak bingung mbah."
"Ya sudah segera pilih itu. Gerobak apa ngantor."
"Waduh..bingung lagi mbah.."
***

Komentar