humor: Wedang Ronde dan Raibnya Uang 72 Rupiah
"Sudah benar. Sudah Pak..sudah benar. Tadi pagi Adik ini sudah benar memesan ronde. Iya Pak..benar ronde seporsi 72 dan tidak pakai kacang," ujar si Abang penjual ronde. Menjawab pertanyaan seorang Bapak yang saat itu bersama seorang anak kecil.
Sang anak terlihat sedang sesengukan. Matanya masih sembab dan membekas linangan air mata. Tatapannya lekat tertuju pada mangkuk kosong di atas meja.
"Kalau benar anak saya sudah memesan dengan sebenar-benarnya, dan itu adalah rondenya, mengapa dia tidak menikmati ronde itu? Siapa yang memakannya? Lihatlah mangkuk itu kosong. Ke mana isinya? Siapa yang melahapnya?" sang Bapak terus mengejar. Dia ingin tahu siapa yang sudah tega melahap ronde anaknya.
Pagi saat anaknya memesan ronde, sang Bapak sempat pergi sebentar ke parkiran. Mengambil sesuatu di motor. Sekembalinya, dia mendapati anaknya menangis di hadapan mangkuk kosong. Inilah yang membuat sang bapak tak habis pikir.
Uniknya abang tukang ronde selalu menyahut dengan kalimat yang sama. Sudah tiga kali jawabannya selalu sama.
Kalau saja si abang segera membuatkan ronde lagi sesuai pesanan, tentu tidak jadi masalah. Tapi ini dibiarkan begitu saja. Malah seakan-akan keukeuh dengan jawaban yang itu-itu saja.
Situasi saat itu mengundang perhatian orang-orang sekitar. Hingga seorang polisi lalu lintas yang sedang bertugas di seberang jalan, turut nimbrung. Naluri kepolisiannya tergerak.
"Ada apa ini? Ada apa?" tanya Pak Polisi dengan sigap.
Tak jelas arah, kepada siapa Pak Polisi bertanya, si Abang tukang ronde langsung menyahut.
"Sudah benar. Sudah Pak Polisi..sudah benar. Tadi pagi Adik ini sudah benar memesan ronde. Iya Pak Polisi..benar ronde seporsi 72 dan tidak pakai kacang."
"Trus apa masalahnya?" tanya Pak Polisi lagi sambil mengelus-ngelus kepala sang anak.
"Rondenya hilang Pak Polisi. Ronde anak saya hilang. Dia tidak memakan ronde itu. Mangkuk itu sudah kosong saat saya datang," sahut sang bapak.
"Apakah Adik ada memakan ronde itu?" tanya Pak Polisi pada sang anak sembari jongkok menyetarakan pandangan.
Sang anak menggeleng.
Pak Polisi kemudian berpaling menyorot si abang tukang ronde. Tanpa ditanya lagi, si abang ronde menyahut.
"Sudah benar. Sudah Pak Polisi..sudah benar. Tadi pagi Adik ini sudah benar memesan ronde. Iya Pak Polisi..benar ronde seporsi 72 dan tidak pakai kacang."
Menyadari sedang terjadi keanehan, Pak Polisi menyapu pandang di sekitar tempat berjualan bakul ronde. Kemudian dengan senyum tersungging, begitu bijak Pak Polisi berujar, "Olala..ternyata kita di depan toko Maibeng. Masalah ronde ini tidak bisa segera terjawab. Perlu waktu. Suatu saat akan jelas dengan sendirinya. Baiklah bapak-bapak hayo bubar..."
Orang-orang yang hadir kemudian turut menyadari situasi. Mereka semua tersenyum dan geleng-geleng kepala. Terutama si bapak. Sembari menarik sang anak mencari ronde di tempat lain, dia sempat berujar pada si abang ronde.
"Bang, 22 mangkuk kemarin bagaimana?"
"Sudah benar...."
"Apanya yang sudah benar..?"
****

Komentar