Humor | Calon Putri dan Sentimeter Pangkat Tiga

Calon putri pada Pemilihan Putri Indonesia ada yang tidak hapal Pancasila. Mungkin tepatnya hapal tapi tidak hapal. Waw.. Mengapa bisa seperti itu?

Suatu ketika Anas pernah ditanya dosen pembimbing tugas akhir saat ia hampir bosan kuliah. "Sentimeter pangkat tiga disebut juga apa?" Kepala Anas detik itu seperti buyar. Bukan tidak ada isinya lagi. Tapi sudah terasa lepas. Badan sudah terasa tanpa kepala. Seperti mata saja yang tolah toleh.

Padahal di ruangan itu hanya Anas dan sang dosen saja. Tidak ada mahluk hidup lain. Selain jam dinding yang suara detiknya berubah menjadi dentang yang panjang dan menggema menalu-nalu gendang telinga.

"Hayoo..disebut apa? Masa tidak tahu? Kamu akan jadi sarjana lho.. Masa itu saja tidak tahu?" ujar sang dosen lagi. Dosen yang sudah S3. Dosen terbang. Killer pula.

"Mati aku..," desah Anas saat itu. Kakinya sudah tidak bisa bergoyang-goyang lagi. Pura-pura berpikir keras. Seakan berupaya mematahkan teori relativitas-nya pak Albert.

Kalau boleh dirunut sepertinya saat itu Anas merasa bak anak TK dengan kepala yang dipenuhi lolipop. Pura-pura serius untuk hal yang begitu sepele. Iya, sepele namun lenyap di kepala. Ngomong pun susahnya minta ampun.

"Sentimeter pangkat tiga juga disebut sentimeter ku...kuuu....?" sang dosen mengerucutkan mulut sambil mendeliki Anas.

Anas merasa terpojok. Kepalanya merasa belum juga nempel. Bagaimana otaknya akan mengirimkan jawaban? Dalam situasi parah itu mulutnya memberi jawaban sekenanya.

"..Ku..Kuah pak...," sahut Anas polos.

Sang dosen tertawa lepas. Kemudian menggeleng.

"Ah..kau..masa kuah?..masa sentimeter kuah?.. Haha... bisanya kau bercanda... kau terlalu banyak makan bakso...! Sudah sana kau lanjutkan bab tiga..!" ujar sang dosen merasa senang sanggup merontokkan mental Anas. **

Komentar

Postingan Populer