Lockdown Lebih Cepat Lebih Baik

Pemerintah harus segera me-lockdown

Lockdown ataupun mengunci, mengisolasi adalah langkah paling tepat untuk menghentikan sebaran wabah Covid 19. Hingga melenyapkan si virus. Karena tenaga medis lebih berfokus pada satu ruang sasaran. Dalam dunia perang, musuh sudah terkunci.

Pemerintah terkesan berhati-hati mengambil keputusan ini. Oleh karena lebih memikirkan manusianya. Akibat yang akan timbul dari berhentinya aktivitas ekonomi. Panic buying. Dan tentu mungkin oleh karena belum banyak jatuh korban. Padahal si manusia yang terdeteksi negatif, wara-wiri keluar masuk kota membawa virus dalam masa inkubasi. Ancaman lebih besar sedang menghantui.

Padahal kalau dicermati, mumpung masih belum meluas, bukankah akan lebih mudah mengatasinya? Mengisolasi satu kota selama 14 hari masa inkubasi sang virus akan lebih mudah disasar. Daripada dituntut mendirikan ruang perawatan dalam hitungan hari saat korban sudah berjatuhan dan kekurangan ruang rawat? Apakah kita mempunyai kemampuan itu?

Italia yang terhitung negeri maju dengan peralatan medis canggih serta pengobatan terbaik pun kewalahan menghadapinya. Korban terus berjatuhan. Bahkan mereka tidak mengurus pasien berusia di atas 80 tahun. Sungguh miris.

Kita sedang menghadapi musuh yang tidak terlihat. Penyebarannya cepat. Anjuran berbagai pihak dalam menghadapi dan cara menangkal wabah ini, melalui media sosial dengan berbagai tayangan dan pesan interaktif sudah begitu masif. Namun apakah masyarakat benar-benar patuh melaksanakannya?  Di tengah laju ekonomi yang melambat dan tuntutan hidup yang berat lagi beragam?

Lockdown adalah cara yang tepat. Bukan untuk mengunci masyarakat. Namun mengunci sang virus. Agar lebih mudah menanganinya dan yang terpenting mencegah penyebarannya.

Angka penyebaran dan korban meninggal menurut laporan juru bicara kasus Corona terus merangkak naik. Perdetik ini angka sudah di 134 orang terjangkit. Dengan 5 orang meninggal dan 8 berhasil tersembuhkan.

Lebih baik mencegah (meluas) daripada (kedodoran) mengobati.   Saat sekarang kalimat bijak legenda itu masih layak dipakai. Mumpung belum terlambat. Mumpung belum banyak jatuh korban. ***

Komentar

Postingan Populer