Humor || Duduk Manis Nonton Bola.

Pertandingan sepak bola antar perserikatan itu benar-benar ditunggu. Empat anak kos itu memang keranjingan bola. Sayangnya Kobin, yang paling bersemangat jauh-jauh hari, tidak bisa ikut menyaksikan. Lebih memilih menepati janji bertemu pacarnya.

Akhirnya mereka berangkat bertiga. Tiba di stadion, Rasuli segera membeli tiket. Hasan dan Parno menunggu dekat pintu masuk. Mereka memilih tempat duduk di tribun.

Pemain kedua kesebelasan sudah turun. Sedang melakukan pemanasan.

Mereka naik melalui tangga samping dan tepat muncul di tengah-tengah tribun. Pada baris ketiga, membelakangi mereka, mata Rasuli tertahan pada satu sosok yang sedang asyik menyaksikan pemain di lapangan.
"Ah bukankah itu Kobin?" teriaknya dalam hati. "Bisa-bisanya dia berbohong. Mana mungkin dia melewati pertandingan ini. Dia selalu membicarakan tim ini. Malah dia yang paling bersemangat..kalaupun akan nonton mestinya dia bisa telepon.."

Rasuli menoleh ke arah Parno. Dijawab dengan anggukan. Parno langsung melepas kaosnya. Hasan menyahut dengan jempol. Mereka bertiga tidak terima dibohongi. Saat itu juga harus dibereskan. Agar pertemanan tidak rusak.

Serta merta mereka menghampiri. Berbarengan. Secepat kilat Rasuli melancarkan gebukan berulang-ulang menggunakan sandal ke arah punggung. Parno menyekap wajahnya dengan kaos. Hasan mengguyur dengan air mineral. Orang itu kaget setengah mati. Meronta-ronta. Semakin meronta semakin kuat sekapan Parno.

Beberapa detik berlalu Parno sadar, suaranya bukan suara Kobin. Dan benar ternyata orang itu bukan Kobin.

Sial, kawan-kawannya sekompi.

"Kita apakan sekarang manusia manusia ini?" seru salah satunya.

Mereka bertiga pasrah. Kalimat sakti apapun tak cukup meredakan amarah kawanan Kobin palsu itu.

Akhirnya mereka tetap bisa nonton sampai habis. Dengan duduk manis. Walau cuma bercawat saja.**

Komentar

Postingan Populer