Puisi | Sang Pengendara Waktu
Kemarin malam aku ternganga
Daun telinga memusat ke speaker-speaker
Televisi pipih yang tak pernah berjanji itu
Layarnya bercerita tentang si Burung Merak
Aku yakin seyakinnya tidak sedang bermimpi
Bagaimana mungkin bermimpi kalau semua apa menjadi nyata
Dari Paman Doblang aku mengenalnya tanpa pernah menyalami
Atmosfir bumi merantara merasuki darah berbait-bait
Si Burung Merak itu..
Pernah membangkitkan aku dari jerembab konyol
Teriakannya pernah mendidihkan beku darahku
Untaian katanya, menerjang-luaskan jangkauan mata hatiku
Celotehnya mengasah gendang peka telingaku
Larik-lariknya yang tak pernah terduga itu, menambal sulam compang camping hidupku
Iya aku terkesima
Kemarin malam itu aku terkesima
aku merasa bahwa dia adalah sang pengendara waktu
Sang Waktu tunduk kepadanya, larut menyatu bersama jiwanya
mengarungi gelap samudera jiwa
Membangunkan jiwa-jiwa tertidur
Menghidupkan hati yang mati
Iya!
Menghidupkan hati yang mati
Batu Muda 08112019

Komentar