Humor dalam Materi : Segala Hal Mengalir Tak Satu Pun Tinggal Diam
Manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah menarik untuk dibincangkan. Semenjak manusia terbentuk menjadi manusia, sampai saat sekarang, mengalami perkembangan yang luar biasa.
Titik-titik perkembangan kehidupan manusia tidak terlepas dari kemampuan daya pikir yang menghasilkan daya cipta. Daya cipta pun terbelah. Daya cipta yang meng-ada-kan dan daya cipta yang meniadakan.
Seperti halnya pemain sulap. Sanggup mengadakan sekuntum bunga mawar, sanggup pula melenyapkannya. Seorang lelaki prasejarah sanggup membuat api, dan seorang jenius awal abad 20 sanggup menciptakan api bom atom dan meratakan kota.
Seorang filsuf Yunani, Herakleitos yang hidup tahun 540-480 SM mengatakan,
"Παντα χωρει, ουδει μενει."
Segala hal mengalir dan tak satupun yang tinggal diam.
Seseorang yang terlihat diam, sejatinya bergerak. Jantungnya berdetak. Nadinya berdenyut. Matanya berkedip.
Berikan dia kalor. Panas. Dengan membentaknya. Ataupun menyalakan petasan. Raganya tentu bergerak. Jantungnya berdetak kencang. Mulutpun berseru-seru.
Sebatang besi baja yang diam pun sejatinya bergerak. Ikatan molekulnya yang sangat rapat membuat baja terlihat kokoh. Berikan dia kalor. Ikatan molekulnya akan renggang. Hingga lepas. Meleleh kemudian mencair.
Demikian halnya yang terjadi dalam otak manusia. Selalu bergerak. Pergerakan sel sel otak yang terjadi menghasilkan pikiran. Hasil pikiran itulah yang membuat peradaban di muka bumi.
Bumi sendiri bergerak, seluruh materi bumi itu, ambil misal kulit bumi. Benua Australia bergerak 7 cm tiap tahun ke arah utara. Ada laut yang memisahkan daratan Arab dengan benua Asia selama ribuan tahun hingga sekarang menyatu.
Berdasarkan pergerakan kulit bumi tersebut, para ahli memperkiraan benua Australia juga kepulauan Indonesia akan menyatu dengan benua Asia. Itulah yang terjadi.
Pergerakan bumi juga menggelitik Prof. Arysio Santos dalam bukunya “Atlantis : The Lost Continent Finally Found” menyatakan bahwa Atlantis itu dulunya ada di Indonesia. Kata 'dulunya' sudah mewakili sedemikian luar biasa pergerakan yang sudah terjadi. Kombinasi antara pergerakan kulit bumi dan pergerakan pikiran manusia-manusianya. Walau hasil penelitian sang professor masih menjadi polemik. Polemik pun berasal dari pergerakan pikiran.
Semua itu adalah bukti bahwa segala sesuatu bergerak. Pergerakan otak yang menghasilkan pikiran radikalisme adalah sesuatu yang harus terjadi. Tidak akan lahir radikalisme apabila tidak ada pergerakan pikiran yang radikal.
Hey Mana Humor Itu?
Nah alangkah hebatnya pikiran itu. Demikian seriusnya materi sel otak bergerak untuk menghasilkan pemikiran. Justeru keseriusan bisa menimbulkan persepsi humor.
Perhatikan dalam sebuah percakapan berikut:
"Kawan..sekalian ya.. Saya bayarin," basa basi seseorang pada beberapa kawannya yang belum selesai makan. Saat membayar Mie Ayam di sebuah pojok pasar.
"Oh boleh..boleh.. Sekalian sama minumnya ya. Terima kasih ya," sahut kawan-kawannya sembari menengadahkan kedua tangan. Tanpa koor.
Kalau ditilik, kejadian di atas sejatinya bukanlah masuk kategori humor. Akan tetapi keseriusan dalam melontarkan pikiran ternyata ada kandungan humornya.
Kejadian di atas juga bisa digolongkan ke dalam humor yang beresiko tinggi. Lucu ya, humor tapi mengandung resiko. Ini tentu bukan berarti orang yang tertawa saking hebohnya hingga keterusan tertawa. Tidak berhenti. Seperti hilangnya saklar untuk menghentikan tawa. Bukan, bukan itu maksudnya.
Akan menjadi beresiko tinggi kalau sang pelempar basa basi itu kemudian malah menyahut, "Uuwaladalaah, maaf beribu maaf kawan, bapak tukang Mie Ayam, maaf ya.. Saya lupa membawa dompet..."
Pergerakan materi pun kemungkinan berlanjut. Bisa berupa pelemparan sisa Mia Ayam. Ataupun pergerakan materi dari Es Teh.**

Komentar