Sosbud | Mari Berperilaku Menelepon Yang Baik

Era teknologi nirkabel seperti sekarang ini sungguh membantu menyelamatkan perilaku urakan ketika menelepon. Berbarengan dengan dering pertama kita sudah tahu siapa yang berbicara di ujung sana. Ini jelas karena sudah tercatat dan tersimpan. Bagaimana kalau tidak?

Suatu ketika ada telepon masuk dengan nomer tidak tersimpan. Di ujung sana terdengar suara agak menghardik.

"Pak Bagus sudah sampai?!"

Atau ada yang berlagak layaknya seorang penyidik.

"Anda Pak Bagus?!"

Bagaimana sekiranya menjawab dua kalimat yang kedatangannya bak hujan di terik siang bolong itu?

Mungkin tidak menjadi masalah kalau suasana hati sedang bagus. Dan mungkin juga tidak menjadi masalah karena mental kita kurang mempedulikan hal-hal minor seperti itu.

Masih lekat dalam ingatan penulis. Saat pertama kali memiliki sambungan telepon kabel 30 tahun silam. Saat itu TVRI juga sempat mensosialisasikan melalui siarannya, norma dan cara menelepon yang baik dan benar.

Yang masih saya ingat misalnya;
"Halo.. Ass..Di sini Onet berbicara. Apakah benar ini 021-7782232? Saya berbicara dengan siapa?"

Ada dua hal penting dalam pembukaan percakapan menelepon di atas adalah;
1.Mengucap salam dan memperkenalkan diri.
2.Menyebut nomer tujuan. Mungkin saja terjadi kesalahan nomer.

Setelah dua hal tersebut diucapkan dipastikan pihak penerima akan menerima dengan baik. Ini tentu membuat teduh suasana. Oleh karena pihak penerima tidak perlu misalnya,

"Dari siapa ya?"

Atau misalnya yang lebih galak,

"Siape Lu?"

Atau ditutup begitu saja oleh karena suasana hati yang kurang bagus.

Nah, walau sekarang teknologi komunikasi sudah sedemikian hebatnya. Rupanya belum sanggup sepenuhnya menyembunyikan sifat dan mental minor manusia-manusianya. Berarti norma menelepon yang baik sejatinya masih layak dipakai hingga saat sekarang.**

Komentar

Postingan Populer